Rabu, 31 Agustus 2011

Tradisi Ngejot Di Bali


Ngejot bagi kalangan adat masyarakat Bali adalah sebuah pemberian kepada orang lain dalam rangka sebuah kegiatan.Biasanya yang di-ejot atau diberikan tersebut adalah berupa makanan terkait dengan adanya suatu acara adat atau upacara tertentu yang dilaksanakan dimiliki oleh seseorang atau keluarga.Misalnya saja seseorang melakukan upacara selamatan anaknya seperti bulan pitung dina,otonan,odalan,nganten,metatah,atau yang lainya,kemudian yang punya gawe ngejot kepada masyarakat ,kepada saudaranya.Ngejot itu sendiri  memiliki fungsi sebagai rasa permakluman kepada yang diberi jotan bahwa yang ngejot tersebut memiliki acara tertentu.Yang kedua jotan itu dapat berfungsi  sebagai undangan untuk dating ketempat orang yang ngejot tersebut.Yang lain fungsinya adalah  untuk ucapan terima kasih karena yang diberi jotan tersebut telah membantu dalam penyelesaian sebuah upacara tertentu yang dilakukan oleh orang yang member jotan tersebut.
       Yang Di-jot-kan tersebut biasanya berupa nasi  berisi bermacam olahan seperti misalnya lawar,sate,jukut-jukut,be nyuh atau yang lain sesuai dengan keinginan yang ngejot tersebut.Bentuk nasi jotan tersebut  juga ada bermacam-macam.Ada yang berbentuk nasi ungkus/terbungkus,ada yabg berbentuk nasi punjung(dibentuk menggunakan wadah tertentu)dan lain-lain.Semua memiliki arti yang mendalam .Kalau nasi jotan tersebut berbentuk tetendingan lengkap dengan sate dan nasi punjungan maka jotan tersebut tidak saja sebagai sebagai sebuah permakluman namun juga mengandung makna sebagai sebuah undangan kepada yang diberikan jotan tersebut.Istimewanya lagi dari jotan tersebut dapat dilihat dari jumlah sate yang menyertai nasi tersebut.Kalau misalnya nasi dan lauk tersebut berisi sate dua batang,maka itu hanyalah sebuah permakluman.Jika satenya ada enam,delapan atau duabelas ini adalah suatu yang sangat istimewa sekali dan memang sangat diharapkan sekali kedatangannya dan orang yang diberikan sate roras(duabelas batang)tersebut dianggap sebagai seorang yang istimewa.Seperti misalnya surya atau Ida bagus,sangging atau tukang gender,atau orang-orang yang sangat berperan dalam sebuah upacara.
       Kemudian apabila dalam jotan tersebut ada nasi yang dibungkus biasa maka artinya hanyalah sebuah pemberitahuan atau sekedar ucapan terima kasih dan yang diberikan nasi jotan model demikian hanyalah orang-orang yang masih dalam lingkungan keluarga dekat.Dalam adat ngejot di Bali banyak sekali kasus yang tak diinginkan muncul seperti percekcokan keluarga akibat ngejot tersebut.Seperti misalnya ada salah seorang dari orang yang diberi jotan tersebut makan nasi jotan tersebut,kemudian dalam beberapa saat ia sakit perut,maka kontan saja orang yang memberi jotan tersebut menjadi sasaran tuduhan bahwa nasi jotan tersebut telah berisi cetik(racun).Demikian pula ada pula yang menitipkan cetik kepada orang yang tidak disukainya melalui nasi jotan tersebut.Seperti misalnya si A berselisih dengan si B,kemudian ada keluarga si C yang mempunyai hajatan,kemudian mengejot kepada si B.Maka si A menggunakan kesempatan jotan si C dengan memberikan cetik sehingga si B mengalami sakit.Jadi yang menjadi sasaran tuduhan kemudian adalah si C,sedangkan si A selamat.
       Ada lagi bahwa kejadian karena saking banyaknya ngejot ,ada salah satu atau lebih dari masyarakat atau tetangga ,bahkan sering sekali keluarga dekat tak dapat jotan.Sayang hal ini sering ditanggapi sebagai sebuah sentiment pribadi yang menyebabkan hubungan mereka menjadi tak harmonis.Padahah hal tersebut tak disengaja.Saking banyaknya ngejot dan jaraknya juga jauh,memerlukan waktu yang lama,sering sekali jotan sampai di tempat tujuan keadaannya sudah basi.Karena sudah basi kemudian oleh penerima jotan tersebut diberikan celeng atau dibuang.Nah pas suatu ketika ada yang melihat ketika nasi tersebut dibuang,kini kembali muncul masalah bahwa si Anu membuang nasi jotan yang diberikan si A sehingga akhirnya,disangka bahwa si Anu tak menerima nasi jotan,atau melecehkan jotan tersebut,sehingga apa yang terjadi ?ujung –ujungnya mereka menjadi tak tegur sapa akibat membuang nasi  jotan.Itulah nasi jotan yang memiliki nilai ganda,satu sebagai rasa persaudaraan ,keluarga,dan persatuan.Namun dilain pihak juga rentan menimbulkan suatu yang tak  diinginkan seperti beberapa contoh kejadian di atas.Yah itulah adat memang memiliki dua sisi.Namun sayang sekali kita lebih sering terjebak dalam sisi negative dari jotan tersebut,dan segaja membesar-besarkannya yang berujung pada sentimen pribadi,dan perpecahan dikalangan masyarakat adat.               

0 komentar:

Posting Komentar